Mengenal Lebih Dekat Saba, Olahraga Tradisional Indonesia
Halo teman-teman, tahukah kalian tentang olahraga tradisional Indonesia yang bernama Saba? Saba merupakan salah satu olahraga tradisional yang masih lestari di beberapa daerah di Indonesia. Dalam artikel kali ini, kita akan mengenal lebih dekat tentang Saba dan mengapa olahraga ini begitu penting untuk dilestarikan.
Saba adalah olahraga tradisional yang berasal dari daerah Banyuwangi, Jawa Timur. Olahraga ini dimainkan dengan menggunakan bola bambu yang disebut juga dengan nama Saba. Bola bambu tersebut harus dilempar dan ditangkap oleh pemain-pemainnya tanpa boleh jatuh ke tanah. Saba membutuhkan keterampilan dan kecepatan dalam menangkap serta melempar bola bambu tersebut.
Menurut Pak Slamet Susanto, seorang ahli warisan budaya Indonesia, Saba merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dilestarikan. “Saba merupakan bagian dari identitas budaya Indonesia yang harus dijaga agar tidak punah,” ujarnya.
Saba juga memiliki nilai-nilai sosial yang tinggi, seperti kerjasama, komunikasi, dan persaudaraan. Melalui permainan Saba, para pemain dapat belajar untuk bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain.
Menurut Ibu Rina, seorang guru seni di Banyuwangi, Saba juga memiliki nilai-nilai kejujuran dan sportivitas. “Dalam permainan Saba, kita diajarkan untuk bermain dengan jujur dan menghormati lawan main. Hal ini sangat penting untuk ditanamkan kepada generasi muda agar menjadi pribadi yang berkarakter,” ungkapnya.
Olahraga tradisional seperti Saba perlu terus didukung dan dilestarikan agar tidak punah di tengah arus modernisasi. Melalui permainan Saba, kita dapat memahami lebih dalam tentang budaya dan tradisi Indonesia. Jadi, mari kita semua bersama-sama melestarikan olahraga tradisional Indonesia, termasuk Saba, untuk generasi yang akan datang.
Sumber:
– https://www.kompasiana.com/indonesiawarisan/5f89bda4d541df7ebf6c6d8d/mengenal-lebih-dekat-saba-olahraga-tradisional-indonesia
– https://www.gemainspirasi.com/2020/10/saba-olahraga-tradisonal-tanah-banyuwangi.html